Sabtu, 23 Juni 2018

PERJANJIAN KHUSUS SERTA HUKUM PERIKATAN DAN PERJANJIAN



A.      MACAM – MACAM JUAL - BELI

1.    Jual beli dengan percobaan – ps. 1463 KUHPer
Jual-beli barang-barang tertentu yang harus di coba terlebih dahulu, misalnya barang-barang elektronik.
2.    Jual beli dengan contoh
Jual-beli dimana pada waktu jual-beli terjadi, pembeli belum melihat barang yang akan dibelinya tetapi hanya ditunjukan contoh dari barang yang akan di belinya.
3.    Jual beli barang milik orang lain
Jual-beli yang akan terjadi apabila pada waktu perjanjian tersebut barang belum menjadi milik penjual.
Kewajiban Penjual :
1.     Harus menyerahkan barang
Pemindahan barang yang telah dijual kedalam kekuasaan dan kepunyaan pembeli dan surat-surat kelengkapannya.
2.      Menjamin pembeli dari gangguan dalam menikmati barang yang sudah dibeli. Ada dua macam :
-          Menjamin terhadap hak pihak ketiga dan barangnya
-          Menjamin terhadap cacat tersembunyi dari barangnya

Kewajiban Pembeli
Ø  Membayar uang harga pembelian pada waktu barang diserahkan.

Hak Penjual
Ø  Membeli kembali (reklame)
Dapat diperjanjikan jika barang tidak secara tegas dinyatakan boleh dicicil dan pembeli sama sekali belum membayar barang tersebut atau belum membayar lunas barang tersebut.

B.       PERJANJIAN SEWA – MENYEWA
Adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu menyanggupi akan menyerahkan suatu benda untuk dipakai selama suatu jangka waktu tertentu, sedangkan pihak lainnya menyanggupi akan membayar harga yang telah ditetapkan untuk pemakaian itu pada waktu – waktu yang ditentukan.

Jual – beli :                                                                  Sewa – menyewa :
-          Yang diserahkan adalah hak                                 -     Yang diserahkan pemakaian
milik atas barang.                                                         dan pemungutan hasil dari
-          Harga beli lebih tinggi.                                                 barang, sedangkan hak milik
       tetap ditangan yang
       menyewakan.
                                                                              -     Harga sewa lebih rendah.

Kewajiban pihak yang menyewakan (menurut ps. 1550 KUHPer)
3  kewajiabn pokok yaitu :      
1.      Menyerahkan barang yang disewakan kepada penyewa
2.      Memelihara barangnya sedemikian rupa sehingga barang dapat dipakai sesuai yang dimaksudkan.
3.   Menjamin penyewa agar selama perjanjian sewa – menyewa berlangsung, penyewa dapat tentram memakai dan menikmati barang yang disewa itu.

Kewajiban pihak penyewa (menurut ps. 1560 KUHPer)
2  kewajiban pokok yaitu :
1.  Memakai barang yang disewa tersebut dengan baik sesuai dengan tujuan yang diberikan barang tersebut.
2.      Membayar uang sewa pada waktu – waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian sewa – menyewa.
Berakhirnya Perjanjian Sewa Menyewa
-     Dengan sendirinya berakhir yaitu pada waktu tertentu, sebagaimana diatur dalam perjanjian sewa – menyewa.
-      Dihentikan dengan memerhatikan surat tenggang tertentu.

C.      PERJANJIAN SEWA – BELI
Adalah perjanjian dimana selama harga belum di bayar lunas, pembeli menjadi penyewa dahulu atas barang yang ingin dibelinya. Perjanjian ini lahir dari praktek Karena penjual ingin menjual barangnya tetapi calon - calon pembeli tidak mampu untuk membayar harga – harga barang sekaligus dan penjual bersedia menerima pembayaran dengan dicicil atau diangsur tetapi sebelum harganya tidak akan dijual lagi oleh pembeli.

Lain dengan jual beli kredit :
Sewa beli                                                                     Jual beli kredit
-          Statusnya sebagai penyewa                                  -       Hak milik atas barang sudah
sebelum membayar lunas                                              diserahkan kepada pembeli,
angsurannya pemilik.                                                    tetapi harganya dicicil.
-          Pembeli tidah boleh menjualnya                           -       Pembeli boleh menjualnya
kembali sebelum dibayar lunas.                                     kembali.

D.      LEASING
-          Merupakan perpaduan dari sewa menyewa, sewa beli dan jual beli.
-     Diatur dengan Keppres No. 61/1988 tentang lembaga pembiayaan jo.Kep Menkeu No. 1169/KMK. 01/1991 – tentang kegiatan sewa guna usaha “leasing”.
Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi untuk digunakan oleh lesse selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Ø  Hak Opsi (Finance Lease)
Penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.
Ø  Tanpa Hak Opsi (Operating Lease)
Penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli sewa – guna usaha.

Pihak – pihak dalam leasing :
Lesse   : Penyewa guna usaha
Lessor : Perusahaan sewa guna usaha
Macam –macam Leasing Perusahaan Transportasi
1.      Wet Lease
Perusahaan penerbangan yang menyewa pesawat terbang lengkap dengan awak pesawat dan pihak yang menyewakan menanggung sepenuhnya biaya perawatan pesawat.
2.      Dry Lease
Penyewa pesawat hanya menyewa pesawat, sedangkan biaya perbaikan dan awak disediakan oleh penyewa sendiri.
Opsi hak “lessee” pada akhir masa kontrak, untuk membeli, memperpanjang masa kontrak atau mengembalikan objek sewa guna usaha kepada lessor.

Perbedaan :
            Sewa guna usaha                                                         Sewa menyewa
-          Kewajiban pembayaran berkala                            -     Kewajiban pembayaran sewa
menurut perjanjian sewa guna                                      berakhir jika barang yang
usaha tidak terhenti walaupun                                     disewakan musnah.
objek musnah selama masa kontrak.
-          Adanya opsi di akhir masa kontrak.                     -      Tidak mengenal hak opsi.

            Persamaan sewa guna usaha dengan jual beli cicilan :
Ø  Cara dan jumlah cicilan yang harus dilakukan untuk melunasi jual beli sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli begitu juga dalam hak sewa guna usaha.

Perbedaan :
Sewa guna usaha : hak kepemilikan barang dari lessor kepada lessee tidak berlangsung dengan sendirinya pada akhir masa kontrak, baru berpindah apabila “lesse” menggunakan opsi yang dimilikinya untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama pada saat awal perjanjian.
Jual beli : hak kepemilikan atas barang dengan sendirinya berpindah pada pembeli pada saat diserahkan oleh penjual pada pembeli.


E.     WAN PRESTASI/CITRA JANJI/LALAI
Adalah berbuat sesuatu yang tidak boleh dilakukan
Ada 4 macam :
1.      Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya.
2.      Melaksanakan apa yang dijanjikan tetapi tidak sebagaimana mestinya.
3.      Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat.
4.      Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.

            Akibat Wanprestasi :
-          Membayar kerugian yang diderita kreditur atau ganti rugi.
-          Pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjian.
-          Peralihan resiko.
-          Membayar biaya perkara kalau sampai dipengadilan.
-          Pemenuhan perjanjian atau pembatalan perjanjian disertai ganti rugi.

1.      Ganti rugi terdapat 3 unsur, yaitu : biaya, rugi dan bunga.
-     Biaya : Segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata – nyata sudah dikeluarkan oleh suatu pihak.
-      Rugi : Kerugian karena kerusakan barang – barang kepunyaan kreditur yang diakibatkan karena kelalaian debitur.
-     Bunga ; Kerugian yang berupa kehilangan keuntungan yang sudah dibayarkan atau dihitung oleh kreditur.
Pasal 1247 KUHPer mengatakan Si berhutang hanya diwajibkan mengganti biaya rugi dan bunga yang telah, atau sedianya harus dapat diduga sewaktu perjanjian dilahirkan, kecuali jika hal tidak dipenuhinya perjanjian itu disebabkan karena suatu tipu daya yang dilakukan olehnya.

2.      Pembatalan perjanjian
Tujuannya membawa kedua belah pihak kembali pada keadaan sebelum perjanjian diadakan.
-        Pasal 1266 – tentang perikatan bersyarat
Bahwa syarat batal dianggap selamanya dicantumkan dalam perjanjian – perjanjian yang bertimbal balik manakala salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya. Dalam hal ini perjanjian tidak batal demi hokum tetapi harus dimintakan kepada hakim.
-        Pembatalan berlaku bersyarat sampai pada detik lahirnya perjanjian.

3.      Peralihan Resiko – ps.1237 (2) KUHPer
-   Resiko adalah kewajiban untuk memikul kerugian jika terjadi sesuatu peristiwa diluar kesalahan salah satu pihak, yang menimpa barang yang menjadi objek perjanjian.
-        Pasal 1460 – Resiko dalam jual beli barang tertentu dipikulkan kepada pembeli, meskipun barangnya belum diserahkan kalau Sipenjual terlambat menyerahkan barangnya maka kelalaian ini diancam dengan mengalihkan resiko dari pembeli kepada penjual.

4.     Pembayaran Ongkos Biaya Perkara – ps. 181 (1) H.J.R
Bahwa pihak yang dikalahkan diwajibkan membayar biaya perkara.

5.     Pemenuhan Perjanjian atau Pembatalan Perjanjian disertai Ganti Rugi
Pasal 1267 KUHPer megatakan kreditur dapat menuntut terhadap SIdebitu yang lalai yaitu pemenuhan perjanjian atau pembatalan disertai penggantian biaya, rugi dan bunga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

7 TEKNIK AUDIT

Fella Rahmawati (22216779) 4EB06 Vclass Minggu 12 AFAI  7 Teknik Audit :  Memeriksa Fisik (Physical examination) Memeriksa fisi...