Setiap negara yang berdaulat dalam upaya
untuk mensejahterakan rakyatnya harus mempunyai suatu identitas kebangsaan. Upaya
peningkatan kesejahteraan umumnya dilakukan melalui peningkatan pertumbuhan
ekonomi. Tanpa adanya kesepakatan tentang sistem ekonomi yang dianut, maka akan
lebih terbuka kemungkinan terjadinya perselisihan pendapat mengenai kebijakan
ekonomi yang patut ditempuh dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi
mendasar yang dihadapi suatu bangsa.
A. Sejarah Perekonomian Indonesia
Sebelum Kemerdekaan
Dinamika perekonomian Indonesia pada
masa sebelum penjajahan dimulai dari jaman pra-sejarah sampai dengan masuknya
kolonialisme di Indonesia. Posisi geografis Indonesia berada pada pusat
kerajaan dan berakibat keragaman corak aktivitas perekonomiannya. Daya tarik
Indonesia akan sumber daya alam dan rempah-rempah membuat bangsa Eropa
berbondong-bondong datang untuk menguasai Indonesia.
Sebelum merdeka, Indonesia mengalami
masa penjajahan yang terbagi dalam beberapa periode. Khususnya Belanda yang
menjajah Indonesia selama 350 tahun. Belanda melimpahkan wewenangnya pada VOC.
VOC pada saat itu dipimpin oleh Jenderal Pieterzoon Coen diberi hak octrooi,
yang salah satunya adalah mencetak uang dan melakukan kebijakan perekonomian.
Namun, pada tahun 1795 VOC dibubarkan karena dianggap gagal dalam
mengeksploitasi kekayaan Indonesia.
Bubarnya VOC, muncul kebijakan baru
yang disebut cultuur stesel (tanam
paksa). Sistem tanam paksa bertujuan untuk memproduksi berbagai komoditi yang
memiliki permintaan di pasar dunia. Sistem ini merupakan pengganti sistem landrent yang memiliki sisi positi
f,
yaitu masyarakat pribumi mulai mengenal tata cara menanam tanaman komoditas
ekspor dan masuknya ekonomi uang pedesaan yang memicu meningkatnya taraf hidup.
Namun, pada akhirnya sistem ini bukannya meningkatkan kesejahteraan pribumi,
tetapi malah menambah penderitaan, terutama bagi para kuli kontrak yang tidak
diperlakukan dengan layak. Akibatnya terjadi perombakan besar-besaran dalam
struktur ekonomi masyarakat. Kesejahteraan merosot tajam dan terjadi bencana
kekurangan pangan.
B. Masa Orde Lama
1.
Masa
pasca kemerdekaan
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk karena
inflasi yang disebabkan oleh beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak
terkendali. Namun, adanya blockade ekonomi oleh Belanda dengan menutup pintu
perdagangan luar negeri mengakibatkan kekosongan kas Negara.
2.
Masa
demokrasi liberal
Pada masa ini, perekonomian di serahkan sepenuhnya pada pasar, padahal
pengusaha pribumi masih belum mampu bersaing dengan pengusaha non-pribumi. Pada
akhirnya hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia.
3.
Masa
demokrasi terpimpin
Sebagai akibat dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan
system demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada system etatisme (segalanya diatur pemerintah).
Namun lagi-lagi system ini belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia.
C. Masa Orde Baru
Dikenal beberapa tahapan pembangunan yang
menjadi agendanya. Orde baru mengawali rezimnya dengan menekankan pada
prioritas stabilitas ekonomi dan politik. Pemerintah menerapkan kebijakan
ekonomi yang baru melalui pendekatan demokrasi pancasila dan secara perlahan
campur tangan pemerintah dalam perekonomian mulai masuk. Meskipun berhasil
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi secara fundamental pembangunan
nasional sangat rapuh.
D. Masa Reformasi
Reformasi ditandai dengan BJ. Habibie
yang diangkat menjadi presiden Indonesia. Hal ini disebabkan karena tidak
mampunya Soeharto mengalami permasalahan ekonomi serta semakin mewabahnya KKN.
Naiknya nilai tukar dollar secara tak tertahankan pada jaman orde baru,
menyebabkan naiknya berbagai kebutuhan pokok Indonesia. Namun, secara perlahan
nilai tukar dollar terhadap rupiah semakin menurun hingga saat ini.
ANALISIS
Dari penjelasan
diatas dapat diketahui Jendral Van den Bosch selaku Gubernur saat pemerintahan
VOC memperoleh izin untuk menerapkan Sistem Tanam Paksa atau yang disebut
dengan Cultuur Stelsel yang memiliki tujuan utama untuk menutupi defisit dari
besarnya anggaran pemerintah serta untuk mengumpulkan kembali kas pemerintahan
yang habis terpakai.
Pada masa orde
lama, setelah kemerdekaan hingga tahun 1965, perekonomian Indonesia memasuki
era yang sangat sulit, karena bangsa Indonesia menghadapi gejolak sosial,
politik dan keamanan yang sangat dahsyat, sehingga pertumbuhan ekonomi kurang
diperhatikan. Kegiatan ekonomi masyarakat sangat minim, perusahaan-perusahaan
besar saat itu merupakan perusahaan peninggalan penjajah yang mayoritas milik
orang asing, dimana produk berorientasi pada ekspor. Kondisi stabilitas sosial-
politik dan keamanan yang kurang stabil membuat perusahaan-perusahaan tersebut
stagnan.
Di awal Orde
Baru, Suharto berusaha keras membenahi ekonomi Indonesia yang terpuruk, dan
berhasil untuk beberapa lama. Kondisi ekonomi Indonesia ketika Pak Harto
pertama memerintah adalah keadaan ekonomi dengan inflasi sangat tinggi, 650%
setahun,” kata Emil Salim, mantan menteri pada pemerintahan Suharto.
Pada masa krisis
ekonomi di masa reformasi, ditandai dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru
kemudian disusul dengan era Reformasi yang dimulai oleh pemerintahan Presiden
Habibie. Pada masa ini tidak hanya hal ketatanegaraan yang mengalami perubahan,
namun juga kebijakan ekonomi. Sehingga apa yang telah stabil dijalankan selama
32 tahun, terpaksa mengalami perubahan guna menyesuaikan dengan keadaan.
Selama sepuluh
tahun terakhir ini kapasitas dan kemampuan administrasi negara menunjukkan
perbaikkan-perbaikkan. Tetapi perlu diakui pula bahwa sepuluh tahun pertumbuhan
ekonomi ini belum dapat menghasilkan perbaikan tingkat hidup bagi sebagian
penduduk. Hal ini tidak mengherankan, karena laju pertumbuhan yang sangat
mengesankan, kalau dilihat secara total, belum berarti banyak bila dijabarkan
kedalam perbaikan absolute dari konsumsi real perkapita.
Perekonomian Indonesia sejak masa
penjajahan hingga masa reformasi masih mengalami beberapa gejolak. Perekonomian
Indonesia masih belum stabil. Hal itu dapat dilihat dari ;
·
Masih adanya kemiskinan
·
Pengangguran yang semakin banyak
·
Banyaknya para koruptor
·
Masih terjadi kesenjangan ekonomi
·
Masih mempunyai hutang keluar negeri
Namun disamping itu semua, penjajahan
bangsa Eropa di Indonesia juga terdapat dampak positif, yaitu terbangunnya
infrastuktur yang baik, pemahaman masyarakat tentang bercocok tanam yang baik,
dan lain sebagainya.
SUMBER